Header Ads

Marc Marquez sebut Pol Espargaro bakal menyesal tinggalkan KTM dan sebut Quartaro tak punya mental juara

 Marc Marquez berpikir jika Pol Espargaro kemungkinan menyesali keputusannya bergabung dengan Repsol Honda pada MotoGP 2021.Espargaro membuat langkah besar dengan meninggalkan KTM sebelum MotoGP 2020 dimulai. Ia memutuskan bergabung bersama Honda pada pertengahan Juli lalu.



Pada musim ini, KTM menunjukkan peningkatan besar dengan meraih delapan podium, termasuk tiga kemenangan dari tiga pembalap mereka. Hal itu membuat banyak yang menilai pilihan rider 29 tahun itu salah.

Salah satunya adalah Marquez, terlebih setelah melihat performa KTM RC16 di sepanjang tahun ini. Dengan setengah bercanda, ia yakin kalau terbersit sedikit penyesalan di benak Espargaro. 

“Saya pikir ini langkah bagus bagi Honda, tapi bagi Pol, saya tidak tahu. Saya belum bertanya apakah dia menyesal,” katanya sambil tertawa dalam wawancara dengan DAZN.

“Melihat besarnya peningkatan KTM, saya membayangkan dia berpikir: ‘Mengapa saya tidak bertahan?’ Meski begitu, saya pikir dia tidak menyesali keputusannya.”

Tantangan berat akan dihadapi Pol Espargaro dengan RC213V. Pasalnya, motor itu tak mudah dikendarai. Saat ini, baru Marquez yang dapat menaklukkannya dengan konsisten.

Namun, Pol Espargaro telah mengatakan dirinya bisa cepat beradaptasi dengan RC213V karena memiliki karakter yang terlihat cocok dengan gaya balapnya.

Marquez pun menaruh ekspektasi tinggi untuk rekan barunya tersebut dalam MotoGP musim depan. 

“Saya ingin melihat kinerja Pol di atas motor Honda, karena dia telah menunjukkan pekerjaan yang bagus dengan KTM pada tahun ini,” ujarnya.

“Jadi, bersama Honda yang memiliki motor juara dunia, dia seharusnya mampu berada di podium secara reguler. Kami juga akan melihat perbedaan antara KTM dan Honda.”

Absennya Marc Marquez karena cedera patah tulang lengan atas membuat Honda kesulitan untuk tampil konsisten dan mendapatkan hasil baik.

Harapan sempat datang ketika Alex Marquez memberikan dua podium secara beruntun di Le Mans dan Aragon. Setelah itu, ia harus kembali berjuang keras memacu RC213V.

Juara dunia MotoGP enam kali itu yakin kehadiran Espargaro akan memberikan kestabilan pada Honda, jika dirinya belum bisa kembali di awal musim depan.

“Saya pikir kehadiran Pol di Honda cukup bagus. Tim mencari pembalap yang bisa membawa motor berada di urutan enam atau tujuh besar secara konsisten,” tutur Marquez.

“Honda ingin pembalap yang bisa berjuang untuk podium, dan pastinya untuk titel. Saya pikir ini akan sangat menarik.”

Pol Espargaro memiliki misi tersendiri ketika menjadi pembalap Honda, yaitu mengalahkan Marc Marquez. Pasalnya, ia akan memiliki motor yang sama dan tak ada alasan baginya untuk tampil buruk.


Fabio Quartararo menjalani musim yang sulit pada MotoGP 2020. Dari favorit juara, ia hanya finis di urutan kedelapan. Marc Marquez tahu apa kesalahan rider Yamaha tersebut.Banyak pihak melihat konsistensi sebagai persoalan utama Quartararo. Sedangkan sang rider mengklaim dirinya kesulitan karena faktor motor dan ban yang tidak ideal.

Tetapi, Marc Marquez melihat semua itu terjadi karena pembalap berjuluk El Diablo tersebut tidak bisa mengatasi tekanan, terutama setelah memenangi dua balapan awal di Jerez.

Musim ini, Marquez memang lebih banyak mengamati rival-rivalnya sebab dirinya harus absen gara-gara cedera yang dialamai pada seri pembuka, MotoGP Spanyol, 19 Juli 2020.

Pembalap Tim Repsol Honda ini awalnya memprediksi Quartararo sebagai kandidat kuat juara. Namun regresi performa membuatnya perlahan kehilangan posisi di puncak klasemen.

Menurut Marquez, didapuk sebagai favorit peraih titel kelas premier justru menjadi beban bagi Quartararo, meski hal itu tidak diakui oleh rider Petronas Yamaha SRT.

Tak seperti Joan Mir (Suzuki Ecstar), yang akhirnya menjadi juara dunia MotoGP 2020, El Diablo tidak pernah berada dalam situasi di mana dirinya bersaing meraih titel.

Mir telah merasakan atmosfer bertarung memperebutkan gelar pada 2017. Ketika itu, pembalap asal Spanyol tersebut sukses menjadi kampiun di kelas Moto3.

Sementara pencapaian terbaik Quartararo sebelum promosi ke MotoGP adalah peringkat ke-10 Moto2 2018 dan Moto3 2015. Marquez merasa itu pangkal masalah El Diablo.

"Tahun ini semuanya tidak berjalan sesuai prediksi. Quartararo tidak pernah berjuang untuk menjadi juara dunia, di semua kategori," kata Marquez kepada DAZN.

"Dan di MotoGP, ketika Anda punya sedikit saja keraguan, maka Anda akan jatuh lebih cepat daripada di kelas lain. Di sini lebih sulit karena tekanannya jauh lebih besar."

Mentalitas menjadi hal yang tidak kalah penting daripada kemampuan balap atau motor yang cepat. Karena faktor itu pula, Marquez mampu juara di setiap kelas yang diikutinya.

"Filosofi saya adalah menjadi juara. Saya selalu berjuang keras meraih gelar di kategori mana pun. Musim ini, hal itu saya lihat ada pada Joan (Mir)," tutur Marquez.

Quartararo memang lebih banyak memetik kemenangan musim ini dibandingkan Mir. Namun soal konsistensi dan mentalitas, jelas kompatriot Marquez itu lebih baik.

El Diablo menyabet tiga kemenangan, dua di Jerez (MotoGP Spanyol dan MotoGP Andalusia) dan satu di Barcelona (MotoGP Catalunya). Tetapi selebihnya, ia gagal podium.

Sebaliknya, Mir total mengumpulkan tujuh podium di mana hanya satu di antaranya sebagai pemenang. Kendati demikian, itu sudah cukup untuk membawanya meraih gelar.

sumber: motorsport.com




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.