Header Ads

Juara dunia MotoGP 2020 Joan Mir akui bakal sulit ditinggal Brivio pergi ke F1

Kepergiannya manajer tim yang mendadak, Juara dunia MotoGP 2020, Joan Mir, menilai Suzuki Ecstar bakal kesulitan ditinggal Davide Brivio ke Alpine F1. Namun, ia mesti percaya dengan kemampuan semua kru tim.Tak bisa dipungkiri kecakapan Brivio mengelola tim berhasil mendongkrak Yamaha dan Suzuki ke papan atas persaingan MotoGP.

Usai mengecap sukses kesekian kali dengan tim pabrikan garpu tala, ia pun dikontak rival lewat Facebook pada 2012.



Pabrikan yang bermarkas di Iwata itu ingin comeback ke balap motor kelas premier sehingga meminta Brivio untuk membantu sekaligus membujuk Valentino Rossi.

Misi ini hanya separuh berhasil karena sang juara dunia MotoGP enam kali tersebut menolak. Sementara, pria asal Pistoia, Italia tersebut tertarik dan pindah ke Suzuki.

Tanpa Rossi, ia menerapkan filosofi baru dengan bertaruh pada talenta-talenta muda. Setelah Maverick Vinales dan Alex Rins, Brivio mengincar pembalap dari Kepulauan Balearic yang baru saja menjuarai Moto3 2017.

Mir sebenarnya punya opsi bergabung dengan Honda, tapi memilih untuk bergabung dengan Suzuki.

Dalam tempo lima tahun, Brivio mampu membentuk tim juara dunia dan menghapus penantian gelar kampiun pembalap yang berlangsung selama dua dekade, sejak Kenny Roberts Jr.

Kiprah pria 57 tahun tersebut ternyata menarik perhatian tim Renault F1, yang saat itu menuju pergantian identitas menjadi Alpine.

Pada 7 Januari, tim pabrikan Jepang tersebut memastikan kabar hengkangnya Brivio, yang sehari sebelumnya dihembuskan Motorsport.com.

Sosok manajer bertangan dingin tersebut rupanya tak tergantikan. Menurut pemimpin proyek Suzuki MotoGP, Shinici Sahara, mengonfirmasi bahwa mereka tak akan merekrut profil baru untuk mengisi pos kosong itu.

Tanggung jawab yang biasa dipikul Brivio akan dibagi di antara para anggota tim. Jika dibutuhkan, mereka akan mempromosikan staf internal yang sudah mengenal budaya dan karakter tim.

Mir memantau situasi tersebut dari kampung halamannya sembari berlatih. Namun, jauh di lubuk hati, pembalap 23 tahun itu merasa cemas ditinggal Brivio.

Ia hanya bisa berharap kepergian pria, yang tertarik bekerja di dunia balap sejak usia 15 tahun tersebut,  tidak berdampak buruk bagi tim ke depannya. Mir juga harus percaya dengan kru yang ada sekarang.

“Ini adalah situasi sangat sulit untuk tim. Davide adalah titik acuan bagi tim,” ujarnya kepada Sky Sport24 Italia.

“Tapi saya sangat tenang, saya juga sangat percaya diri. Saya yakin kami dapat melakukan pekerjaan bagus, kami punya orang-orang yang berusaha.” sumber: motorsport.com


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.