Motogp Qatar 2021 dual Ducati-Yamaha, Suzuki cari celah Aprilia bangkit
Dua tes pramusim MotoGP 2021 yang digelar di Losail masing-masing pada 6-7 serta 10-12 Maret lalu memang belum bisa dijadikan tolok ukur utama bakal seperti apa persaingan musim ini.
Krisis akibat pandemi Covid-19 memang memaksa hampir seluruh tim memakai motor musim 2020 dengan sedikit ubahan di beberapa area. Hanya KTM dan Aprilia yang masih diizinkan melakukan modifikasi pada mesin.
Meskipun begitu, tes pramusim disebut-sebut bisa menjadi petunjuk awal bagaimana MotoGP 2021 akan berjalan, beberapa pertanyaan masih membutuhkan jawaban. Jawaban itu akan terlihat saat digelarnya lomba nanti.
Persaingan Ducati dan Yamaha
Bila mengacu peringkat tes dan berbagai proses selama tes berlangsung, wajar bila publk menilai MotoGP 2021 akan menjadi pertarungan antara para pembalap Ducati dan Yamaha.
Pembalap tim pabrikan Ducati Lenovo, Jack Miller, menjadi yang tercepat sepanjang dua periode tes (total lima hari) dengan menembus waktu lap 1:53,183 menit. Catatatn ini memecahkan rekor fastest lap Losail yang dibuat Marc Marquez (Repsol Honda) pada 2019.
Selain tenaga yang besar, Ducati Desmosedici GP21 juga dibekali peranti aerodiamika terbaru yang membuat motor menjadi lebih stabil dan cepat di tikungan.
Miller dan pembalap tim satelit Ducati, Johann Zarco (Pramac Racing), terlihat mudah menembus top speed hingga di atas 350 km/jam.
Zarco bahkan mampu mencatat kecepatan tertinggi hingga 357,6 km/jam! Kecepatan tertinggi tersebut sedikit lebih cepat dibanding rekor top speed MotoGP milik Andrea Dovizioso, juga di atas Desmosedici GP, di GP Italia (Mugello) pada 2019, 356,7 km/jam.
Top speed memang menjadi andalan Ducati untuk menghindari kejaran Yamaha yang selama tes di Qatar memiliki kecepatan lomba (race pace) sangat baik. Namun, Miller juga mampu mencatat rata-rata waktu lap 1:54 menit saat mencoba melibas 17 lap pada tes Rabu dan Kamis.
“Untuk skala 1 sampai 10, saya bisa bilang nilai kami dalam tes di Qatar mencapai 9,” ujar Davide Tardozzi, Koordinator Tim Ducati.
“Kami tidak hanya bagus dari sisi teknis. Feeling dan kecepatan para pembalap dan atmosfer tim juga sangat kuat. Kami kini percaya diri menghadapi awal musim.”
Pada tes terakhir, dari empat pembalap Yamaha, tiga di antaranya menempati peringkat kedua sampai keempat. Duo skuad pabrikan Monster Energy Yamaha MotoGP, Maverick Vinales dan Fabio Quartararo, masing-masing hanya tertinggal 0,061 detik dan 0,080 detik dari Miller.
Runner-up MotoGP 2020, Franco Morbidelli, mampu berada di P4 dengan Yamaha YZR-M1 A-spec dengan waktu lap terpaut hanya 0,140 detik dari Miller.
Sasis baru dan beberapa ubahan komponen aerodinamika di M1 milik Vinales dan Quartararo membuat mereka mampu memiliki race pace sangat baik. Top speed M1 juga naik meskipun tak banyak. M1 A-spec milik Morbidelli juga diperbarui di beberapa bagian.
Race pace M1 diakui sebagai yang terbaik selama tes. Antara Rabu dan Kamis, Quartararo mampu konstan mencatat waktu lap Losail di angka 1:54,31 menit dalam beberapa lap. Waktu yang tidak jauh berbeda dibuat Vinales yang melibas 22 lap.
Morbidelli juga sempat melakukan simulasi balapan dengan melahap 12 lap. Dengan simulasi lomba, race pace ketiganya ada di bawah 1:55 menit.
Masalahnya, gap top speed Yamaha YZR-M1 dengan Ducati Desmosedici GP21 konstan ada di angka 10 km/jam. Di trek lurus, Yamaha jelas menjadi makanan empuk bagi Ducati.
“Fokus kami adalah start bagus dan berusaha langsung lepas ke depan. Kami harus mampu berada di P1 atau P2 di akhir lap pertama untuk kemudian melesat karena di sirkuit seperti Losail ini, kami akan kesulitan (melawan Ducati) di trek-trek lurus,” ucap Vinales.
Suzuki Sembunyikan Sesuatu
“Saya melihat Suzuki belum mengeluarkan kemampuan merek sepanjang tes di Losail ini,” kata Miller tentang pabrikan asal Jepang penguasa gelar tim dan pembalap MotoGP 2020.
Separuh waktu tes dihabiskan Suzuki untuk menguji mesin GSX-RR versi 2022. Karena itu, juara dunia Joan Mir dan rekan setimnya, Alex Rins, tidak sempat melakukan simulasi balap pada hari terakhir yang seharusnya bisa menjadi tes daya tahan Suzuki GSX-RR 2021.
Khusus untuk sasis, sebenarnya versi 2021 memiliki beberapa poin positif dibanding pendahulunya. Tetapi, baik Mir maupun Rins merasakan sasis GSX-RR 2021 tidak sekuat rangka lama untuk pengereman keras.
Karena butuh waktu untuk memperbaiki atau mengubah set-up, keduanya berpikir untuk memilih menggunakan sasis lama pada lomba-lomba awal musim ini.
Mir sempat berada di P3 hasil akhir tes Qatar hari pertama, Sabtu (6/3/2021) pekan lalu. Namun setelah itu, Suzuki stagnan di P7 atau P8. Dari waktu kombinasi tes pramusim II, Mir dan Rins masing-masing berada di P7 dan P8.
“Kami siap 100 persen untuk mengawali musim. Saya yakin semua di tim ini akan mengeluarkan kemampuan terbaik dan mampu berada dalam kondisi terbaik sejak lomba pertama,” ujar Shinichi Sahara, Project Manager dan Team Director Suzuki MotoGP.
Masalah Honda Pelik
Akibat Marc Marquez absen sepanjang 2020 akibat cedera patah tangan kanan, Honda mengubah arah pengembangan RC213V agar menjadi lebih mudah dikendarai siapa pun.
Sasis 2021 yang sudah diuji Stefan Bradl sepertinya akan menjadi pilihan. Para bos di Honda Racing Corporation (HRC) berpikir tinggal mengatur setelan dan RC213V pun bisa dikendarai dengan mudah.
Fakta saat tes justru tidak semudah itu. Pembalap baru skuad pabrikan Repsol Honda, Pol Espargaro, diyakini takkan sulit beradaptasi dengan handling RC213V setelah musim lalu mengendarai KTM RC16.
Pasalnya, kedua motor memang harus dipacu semaksimal mungkin agar performanya keluar. Itulah mengapa Espargaro tidak mampu bertahan lama dengan Yamaha di Tech3 (hanya 2015 dan 2016) karena M1 butuh sentuhan lebih halus.
Sepanjang tes lalu, Espargaro terlihat kesulitan beradaptasi dengan sasis aluminium setelah lama memakai rangka baja di KTM. Ia juga belum memahami betul area front end Honda RC213V sehingga hanya finis di P10 dan tertinggal 0,716 detik dari Miller.
Pembalap Spanyol itu mengklaim dirinya butuh lebih banyak lap untuk mengetahui sampai di mana batas performa front end Honda RC213V. Espargaro menyebut ia perlu mencoba performa bagian dengan degan berbagai jenis ban dan trek berbeda.
Mengacu sekali kecelakaan yang dialaminya saat tes, sudah jelas Esargaro masih perlu waktu beradaptasi plus melakukan banyak perbaikan. Meskipun, ia pernah menyebut Honda RC213V adalah motor yang paling cocok dengan gaya balapnya.
Lalu, bagaimana dengan dua pembalap tim satelit LCR Honda? Alex Marquez terjatuh hingga lima kali dalam empat hari hingga kaki kanannya cedera parah.
Takaaki Nakagami mengaku gaya balapnya musim lalu, yang membuatnya menjadi pembalap terbaik Honda dengan finis di P10 klasemen akhir, tidak cocok untuk sasis dan karakter Honda RC213V 2021. Terbukti, ia beberapa kali masuk gravel sepanjang tes.
Kendati Alex Marquez dan Nakagami hanya berada di P12 dan P18 tes lalu, serta performa Espargaro yang belum memuaskan, Manajer Tim Repsol Honda Alberto Puig tetap optimistis.
“Tes berlangsung bagus karena kami bisa mengumpulkan banyak data dan informasi. Karena itu, kami yakin Honda akan berbeda saat lomba nanti,” ucap Puig.
Problem KTM, Aprilia Konsisten
Pada pertengahan musim lalu, banyak yang mengkhawatirkan KTM bakal menggila di 2021 karena asosiasi pabrikan (MSMA) mengizinkan mereka membangun mesin baru kendati kehilangan konsesi pada 2020 menyusul tiga kemenangan mereka musim lalu.
Namun, dengan alasan menghormati para rival, bos KTM Motorsport, Pit Beirer mengumumkan pada Februari lalu bila pihaknya tidak jadi mengembangkan ‘mesin super’, Meskipun begitu, mengacu hasil musim lalu, para rival tetap menganggap KTM sebagai ancaman.
Faktanya, saat tes, Miguel Oliveira yang musim lalu dua kali menang, menjadi pembalap terbaik dalam waktu kombinasi tapi hanya finis di P16. Ia terpaut hingga 1,343 detik dari Miller.
Rekan setim Oliveira di tim pabrikan Red Bull KTM Factory Racing, Brad Binder, finis di P17 dan tertinggal 1,508 detik dari Miller. Duet tim satelit KTM, Danillo Petrucci dan Iker Lecuona masing-masing hanya P19 (+1,712 detik) dan P23 (+2,012 detik).
“Mungkin, Losail bukan trek yang cocok dengan motor kami. Di sini, banyak titik pengereman, lepas, kecepatan merata, dan mengalir,” tutur Binder.
“KTM RC16 sangat baik untuk pengereman depan. Di sini, tidak banyak area yang bisa kami manfaatkan untuk keunggulan kami tersebut. Trek di sini agak tricky bagi kami.”
Terlepas dari analisis Binder, faktanya performa mesin baru KTM juga belum memuaskan. Top speed Oliveira di speed trap terbukti berkurang 10 km/jam. Yang membuat para pembalap KTM sedikit lega, motor terbaru mereka ini hampir mirip dengan RC16 2020 lalu.
Jika KTM masih kesulitan saat tes, hasil mengejutkan diraih Aprilia. Aleix Espargaro mampu stabil di enam besar selama empat hari tes (pada Jumat hanya lima pembalap yang mencatat waktu terbaik karena cuaca buruk).
Espargaro menjadi pembalap tercepat pada hari pertama tes dengan waktu lap 1 menit 54,687 detik. Pada hari terakhir, ia trpaut kurang dari 0,5 detik (tepatnya 0,457 detik) dari Miller.
Kendati sempat mengalami kendala teknis, Aprilia RS-GP 2021 sepertinya sudah menemukan solusi terkait tenaga mesin V4 plus meringankan bobot motor.
Peranti aerodinamika yang diuji di wind tunnel milik Toyota di Cologne, Jerman, juga terlihat mulai bekerja dengan baik. Secara keseluruhan, Aprilia diharapkan mampu membuat kejutan di MotoGP 2021 nanti.
Untuk rookie, hasil tes menujukkan Jorge Martin (Pramac Racing) paling cepat beradaptasi. Sementara, Enea Bastianini (Avintia Esponsorama) dan Luca Marini (Sky VR46 Avintia) masih perlu waktu sedikit lagi untuk mendapatkan feeling bagus di atas Desmosedici GP.
Sebagai catatan, Martin sudah dipercaya memakai Ducati Desmosedici GP21 (versi 2021) sedangkan Bastianini dan Marini menggunakan GP19.
Sumber:motorsport.com
Post a Comment