Zarco pernah didepak KTM ditengah musim kritik Vinales tak sadar keberuntungannya
Keputusan Maverick Vinales melompat dari Yamaha Factory Racing ke Aprilia untuk MotoGP 2022, membuat heboh. Johann Zarco bersikap netral karena pernah berada di posisi yang sama.
Tumpukan kekecewaan mendorong Vinales memutus kontrak Yamaha yang mestinya jatuh tempo pada musim depan. Dalam sejarah MotoGP, hanya segelintir pembalap yang rela hengkang dari tim pabrikan raksasa ke skuad gurem.
Sebelumnya, pada 2019, Zarco bercerai dengan KTM di tengah musim. Rider Prancis itu beralih ke LCR Honda sejenak, sebelum berganti tim Avintia Racing.
Hanya saja, situasi yang dialami Zarco sangat berbeda. Bersama pabrikan Austria, ia hanya sekali tembus 10 besar di atas RC16. Sebaliknya, Vinales memetik delapan kemenangan sejak bergabung dengan tim yang bermarkas di Iwata pada 2017.
“Sulit mengatakan apakah Vinales membuat keputusan tepat dengan pergi. Ketika saya pergi dari KTM, saya tidak sampai podium maupun pole. Yang jelas, dia tidak sadar keberuntungan seperti apa yang dimilikinya,” pembalap Pramac Racing itu menuturkan.
Nasib baik berpihak kepada Zarco ketika menunggangi Desmosedici. Musim lalu, ia kembali menjejak podium dan pole masing-masing sekali.
Tahun ini, prestasinya lebih moncer. Pria 30 tahun tersebut berada di podium empat kali dan pole sekali. Bahkan di awal musim, sempat bertengger di peringkat pertama klasemen pembalap. Ia merosot sebagai runner-up di bawah Fabio Quartararo (Yamaha), dengan selisih 34 poin.
Sementara, pada GP Belanda, ia finis pada urutan keempat setelah melakukan kesalahan saat berebut posisi ketiga dengan Joan Mir (Suzuki).
“Peringkat keempat menutup akhir pekan yang sulit, saya memikirkan podium. Bukan trek yang lebih baik, saya melakukan putaran akhir sangat bagus. Saya mengharapkan lebih cepat pada Tikungan 15 untuk menyerang di chicane,” ucapnya.
“Mir telah mengerem, tapi meninggalkan sedikit celah. Pada percobaan mengebut pada Tikungan 15 untuk mencegah kontak, saya kehilangan ban belakang.”
Saat ini, Zarco menjadi pembalap tertangguh Ducati, mengungguli duo pabrikan Jack Miller dan Francesco Bagnaia. Ia pun berharap bisa menjadi kampiun MotoGP 2021.
“Saya kehilangan poin dibandingkan Fabio, tapi saya unggul beberapa dibanding rival-rival saya dalam kejuaraan. Semoga kembali lebih tangguh pada paruh kedua musim ini, agar jadi penantang titel sesungguhnya,” tuturnya.
“Saya banyak belajar pada pertengahan pertama musim dan saya akan mencoba mengaplikasikan pada paruh kedua.”
sumber:motorsport.com
Post a Comment