Header Ads

Bangga sekaligus beban moral bayangi Quartararo jadi pengganti Rossi di Yamaha

 Talenta istimewa pembalap Prancis Fabio Quartararo sejak jadi rookie tim Petronas SRT musim 2019, sudah dipantau Yamaha. Pada tahun debutnya, ia mempersembahkan tujuh podium dan enam pole position. Padahal saat itu, ia mengendarai motor M1 ‘spek B’.







Pemuda, yang punya gaya berpakaian nyentrik itu, mendarat di peringkat kelima. Lalu pandemi Covid-19 menerpa dan membuat musim 2020 dipotong.

Quartararo memang mengalami penurunan tiga tingkat, tapi ia sukses memborong tiga kemenangan. Kala itu, rider 22 tahun tersebut belum terbiasa dengan YZR-M1 milik pabrikan yang lebih rumit.

Kendati demikian, bagi Yamaha, rapor itu sudah meyakinkan untuk membarter Rossi dengan Quartararo di akhir musim lalu. Insting mereka tak salah sebab ia menguasai MotoGP Doha, Portugal, Italia dan Belanda dan memimpin klasemen dengan keunggulan 34 poin.

Dalam wawancara eksklusif Motorsport.com, pembalap berjuluk El Diablo itu mengaku punya tanggung jawab besar menggantikan sang juara dunia MotoGP tujuh kali.

“Ya, saya kira bagi saya, itu tentang tekanan, lama kelamaan menjadi sesuatu yang normal. Saya mendapat tekanan sepanjang hidup dan sekarang itu terasa wajar. Boleh dibilang saya terbiasa,” ujarnya.

“Pastinya akan ada momen di mana (tekanan) lebih besar lagi ketika Anda bertaru dalam sebuah lomba, tapi sekarang saya merasa hal itu masih sama dan normal. Tanggung jawab sangat besar menanti, saat mengambil tempat Valentino. Setiap orang menunggu saya membuat hasil lebih bagus dan semuanya.

“Tapi saya di sana, saya kira telah melakukan pekerjaan luar biasa. Saya rasa tim gembira, bukan hanya saya saja, tapi juga kru, juga tentang cara kami bekerja. Atmosfer di kedua sisi dalam tim dengan mekanik sangat bagus. Jadi semua tim bekerja dengan cara tepat. Saya pikir ini sangat membantu.”

Salah satu kunci kebangkitan Quartararo musim ini adalah konsultasi dengan psikolog olahraga pada musim dingin. Ia merasa perlu membenahi mentalnya sehingga siap menghadapi tantangan dan tekanan.

“Sejujurnya, saya hanya melakukannya dua kali sejak November 2020, tapi itu cukup untuk saya. Saya ingin dia membantu saya agar tetap tenang. Dia memberikan kepada saya beberapa aktivitas yang harus saya lakukan sebelum balapan atau saat saya merasa butuh menjalankan program ini.

“Jadi menurut saya, ini lebih pada pengingat ketika saya marah atau sedih, saya hanya perlu melakukan latihan ini dan itu menenangkan saya. Butuh kurang dari lima detik untuk melakukannya, jadi saya bisa mengerjakan itu kapan pun, bahkan di atas motor sekali pun.

“Itu mudah dan saya menyukai cara itu membantu saya tetap tenang. Kemudian jalur kematangan dan pengalaman, saya mengambilnya sejak tahun lalu dan saya sadar selama musim dingin apa yang perlu saya perbaiki. Tapi lebih dari bekerja dengan seorang psikolog, itu hanya cara untuk membuat saya tetap tenang.”

Sumber:motoraport.com


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.