Header Ads

Marco Lucchinelli: Tak Pensiun Rossi tak ubahnya seperti keledai yang ingin Juara

Marco Lucchinelli adalah biker senior dengan gaya lama yang sejati. Ia seorang juara jujur, seseorang yang pastinya tidak pernah takut untuk berbicara langsung, bahkan terkadang kurang ajar dalam mengungkapkan ide-idenya yang seringkali out of the box. Tim harian online bertemu dengannya di Misano disela sepanjang acara  ProDay dan melakukan wawancara yang sangat eksplosif, di mana dimungkinkan untuk berbicara dengan Marco tentang banyak topik.



Lucchinelli tidak pernah malu untuk memberikan pemikirannya tentang situasi Valentino Rossi saat ini, yang sama sekali tidak sesuai dengan tingkat karirnya yang sangat sukses, bahkan setara terang terangan menyebut Rossi seperti keledai yang ingin jadi juara dapat di artikan juara dunia sudah "hanya sebuah mimpi buat Rossi" dan mendesak supaya pembalap khas warna kuning dan nomor 46 itu segera gantung helm.  Juga dalam hal ini Marco  Lucchinelli  kembali ke subjek, berbicara dengan kejujuran pepatah tentang hal ini dan banyak topik lainnya termasuk situasi Maverick Vinales, kekagumannya dan keraguannya tentang Jorge Lorenzo, dan  resiko Moto3 saat ini dan juga bagaimana pendekatan para pembalap. telah berubah dengan munculnya kecanggihan yang mungkin berlebihan di kejuaraan dunia.


Valentino Rossi sudah ada di penghujung kariernya sebagai rider MotoGP. Itu fakta yang tak terbantahkan. Namun hingga kini masa depan The Doctor masih jadi misteri. Situasi serupa pernah dialami seorang legenda Kevin Schwantz

Pembalap legendaris asal USA itu  tidak ragu dan menyesal telah mengatakan bahwa dirinya seperti deja vu melihat apa yang terjadi pada Valentino Rossi saat ini.

Sosok rider hebat, peraih sembilan gelar Kejuaraan Dunia Balap Motor, tujuh di kelas utama, akhirnya tidak bisa melawan waktu. Usia tidak bisa dibohongi, setidaknya dalam MotoGP.

Kini seperti menjadi pemandangan yang biasa untuk melihat Valentino Rossi mesti bersaing di barisan belakang MotoGP 2021. Setelah sembilan balapan, The Doctor baru meraih 17 poin.

Jangankan bersaing untuk podium, menembus 10 besar pun rider Petronas Yamaha SRT berusia 42 tahun itu mesti berjuang ekstra keras. Baru satu kali Rossi finis ke-10, di GP Italia.

Melihat situasi The Doctor saat ini, Kevin Schwantz jadi teringat sebuah momen dengan Wayne Rainey. Legenda MotoGP asal Australia itu mengonfrontasinya langsung soal performanya.

Schwantz mendapat nasihat dari Rainey untuk menganalisis secara mendalam apa yang dilakukan di trek. Juara dunia 500cc 1993 secara tak langsung disarankan pensiun oleh mantan rivalnya itu.

"Pada satu titik (musim 1995) saya finis kelima, keempat dan keenam dalam tiga balapan awal di Eastern Creek (Australia), Shah Alam (Malaysia) dan Suzuka (Jepang). Saya kalah dengan gap antara 14 dan 34 detik dari pemenang," Schwantz mengungkapkan kepada Speedweek.

"Saya sedang dalam perjalanan pulang dari GP Jepang dan berada di pesawat yang sama dengan Wayne Rainey, yang saat itu memimpin tim saya. Wayne dan Kenny Roberts ada di first class sementara saya dan ayah saya di kelas bisnis.

"Dalam penerbangan Kenny lalu menghampiri saya. Dia bilang 'Wayne ingin bicara dengan Anda. Saya pun mendatanginya di kabin utama. Wayne mengatakan langsung dengan sangat jelas dan saya masih ingat persia apa yang diucapkannya.

"Dia bilang, 'Kevin, Anda sudah tidak bersenang-senang lagi (dalam balapan)! Anda bisa cari alasan, namun jelas terlihat Anda tak menikmatinya lagi. Dari cara berkendara dan balapan, Anda bukan seperti Kevin yang saya kenal.'"

Apa yang Rainey amati tentang performanya 26 tahun silam kini dilihat Schwantz pada diri The Doctor. Masalahnya dengan Rossi memang berbeda. saat itu ia belum setua pemilik nomor #46.

Tetapi, seperti yang dikatakan Rainey, Schwantz mengakui sudah tak mampu lagi bersaing dan kehilangan gairah untuk balapan. Setelah tiga balapan awal musim 1995, ia memutuskan pensiun di usia 31 tahun.

Sumber: GPone.com motorsport.com


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.